Komitmen kami untuk efisiensi dan keberlanjutan memandu setiap langkah dari alur usaha, memastikan pengelolaan sumber daya yang bertanggung jawab dan pertumbuhan usaha yang berkelanjutan untuk menciptakan nilai-nilai yang positif

PRODUKSI BATU BARA

Harum Energy melakukan penambangan batubara di lokasi tambang yang berbeda di Kalimantan Timur dengan  menggunakan metode pengupasan tanah “open-pit” sesuai alur tambang. Sampai saat ini, kedalaman tambang maksimum yang dapat dicapai sampai sekitar 60 meter menggunakan kelas 250-ton hydraulic excavator dan 85 ton untuk truk 100-ton untuk menambang baik bagi tanah penutup maupun batubara dengan pertambangan dimulai pada permukaan landai dan terus turun ke dalam. Setelah operasional tambang pada suatu pit selesai, lahan akan direhabilitasi dan dikembalikan ke kondisi awalnya sebisa mungkin. Hal ini dapat melibatkan penimbunan kembali pit dan penanaman kembali vegetasi untuk mendorong pemulihan ekosistem.

Operasi penambangan Harum Energy dapat dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang buruk, terutama selama musim hujan dari Oktober sampai Desember, ketika hujan lebat dapat memperlambat pengupasan tanah penutup dan mengurangi volume produksi batubara hingga 15%. Fungsi perencanaan tambang Harum Energy mengantisipasi dan menyesuaikan tingkat produksi dengan memperhitungkan penundaan karena cuaca  dan Perusahaan juga mengatur jumlah minimum stockpile and jarak stockpile sepanjang jalur pengiriman untuk mengurangi dampak kerugian akibat cuaca.

Truk mengangkut batubara langsung dari lokasi tambang MSJ dan SB dan melakukan perjalanan hingga 50 km untuk mencapai lokasi fasilitas-fasilitas  pengolahan batubara, penimbunan batubara, dan pengapalan di Separi, yang terletak di tepi Sungai Mahakam. Fasilitas penimbunan batubara dan pengapalan di Separi, yang terdiri dari peralatan penanganan batubara konvensional, termasuk jembatan timbang, area penimbunan, crusher, area penimbunan batubara yang sudah diolah, sistem reklamasi dan loader ke tongkang, terminal truk untuk pembuangan batubara, dilengkapi dengan hopper penerima dan crusher utama yang dirancang untuk mengolah batubara pada kecepatan 1.000 ton per jam (tph). Proses pemilihan secara gravitasi bagi ukuran yang terlalu kecil dan penghancuran batubara kedua pada kapasitas 1.000 ton per jam, memungkinkan batubara yang diangkut melalui konveyor melayang menuju tempat penimbunan di crusher dengan kapasitas 240.000 ton batubara atau langsung ke tempat pengisian tongkang.

Hampir semua batubara yang dijual oleh Harum Energy dimuat pada kapal pembeli di laut terbuka. Di pelabuhan Separi, batubara dimuat ke tongkang (masing-masing kapasitas 8.000 ton) dan diangkut ke kapal alih muat di laut terbuka di Muara Berau (sekitar 140 mil laut atau 265 km). Batubara tersebut kemudian ditransfer ke dalam vessel pelanggan menggunakan crane kapal tersebut, jika sudah dilengkapi dengan crane; atau menggunakan floating crane terpisah, jika memang kapal tersebut tidak dilengkapi crane. Operasional pengapalan dijalankan oleh anak perusahaan, LLJ, yang memiliki dan mengoperasikan armada kapal tunda dan tongkang. 

PENAMBANGAN, PENGOLAHAN & PEMURNIAN NIKEL 

Produksi dari nikel yang sudah dimurnikan terdiri dari beberapa tahap, mulai dari penambangan bijih nikel sampai ke proses pemurnian, yang mana tahap-tahap tersebut saling terkait dengan tujuan untuk merubah bijih nikel menjadi nikel dengan kadar kemurnian yang lebih tinggi (higher-purity nickel) yang layak untuk berbagai aplikasi industri, mulai dri produksi stainless steel hingga manufaktur baterai.

Proses pemurnian dimulai dengan pengambilan bijih nikel melalui penambangan terbuka. Setelah ditambang, bijih nikel kemudian diangkut ke lokasi penimbunan untuk proses pengeringan, penghancuran dan penggilingan.  Setelah itu, dilanjutkan dengan proses smelting menggunakan reduction kiln untuk mengurangi atau membuang partikel kotor agar diperoleh produk antara dengan spesifikasi yang layak untuk proses pemurnian lebih lanjut.

Selanjutnya, produk antara nikel tersebut akan melalui proses pemurnian berikutnya untuk memperoleh nikel dengan kadar kemurnian yang lebih tinggi (higher-purity nickel) menggunakan teknologi tertentu.

Teknologi pemurnian yang digunakan oleh masing-masing IMI, WMI, SNMI dan BSE memiliki perbedaan.  IMI dan SNMI memproduksi nikel yang dimurnikan menggunakan teknologi rotary kiln electric furnace (RKEF) dalam bentuk nickel pig iron,  sedangkan teknologi RKEF dari WMI dilengkapi dengan converter untuk menghasilkan high-grade nickel matte (lihat alur produksi di bawah ini). Lebih lanjut, BSE dirancang untuk memproduksi produk nickel-cobalt hydroxide (Mixed Hydroxide Precipitate (MHP)) menggunakan teknologi high-pressure acid leaching (HPAL) technology